Model Konseptual Asuhan Kebidanan Midwifwery Care

 Midwifwery Care


a.      Pengertian
Midwifery Care (Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
b.      Model asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan merupakan metode pemberian asuhan yang berbeda dengan metode perawatan medis. Model asuhan kebidanan didasarkan pada prinsip-prinsip sayang ibu. Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut :
1)       Memahami bahwa kelahiran anak merupakan sesuatu proses alamiah dan fisiologis
2)       Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan intervensi tanpa adanya indikasi sebelum berpaling ke teknologi.
3)       Aman, berdasarkan fakta, dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
4)       Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberian asuhan kesehatan/lembaga (Sayang Ibu)
5)       Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.
6)       Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional
7)       Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup
8)       Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan
9)       Menghormati praktek-praktek adapt, dan keyakinan agama mereka
10)   Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/keluarganya selama masa kelahiran anak
11)   Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
c.       Proses Asuhan Kebidanan
Proses asuhan kebidanan adalah dinamis, tanggung jawab terhadap perubahan status kesehatan setiap wanita, dan mengantisipasi masalah-masalah potensial sebelum terjadi.
Para bidan melibatkan ibu dan keluarganya dalam asuhannya pada seluruh bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan dalam pengembangan rencana asuhan kesehatan kehamilan dan pengalaman melahirkan.
d.      Komponen Asuhan Kebidanan
Komponen-komponen asuhan kebidanan di Indonesia dalam ”Kompetensi Bidan Di Indonesia”. Kompetensi Bidan tersebut dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu yang pertama adalah kompetensi inti/dasar merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan. Kompetensi inti tersebut difokuskan pada seputar kehamilan dan kelahiran. Yang kedua adalah kompetensi tambahan/lanjutan yang merupakan pengembangan dari pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK. Asuhan kebidanan ini termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu (tindakan dan pencegahan), penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi wanita, keluarga dan masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua, menentukan pilihan KB, deteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi. Usaha memperoleh pelayanan khusus bila diperlukan (konsultasi atau rujukan), dan pelaksanaan pertolongan kegawat-daruratan primer dan sekunder ketika tindakan ada pertolongan medis.
e.       Asuhan Kebidanan Yang Berkualitas : 5 Benang Merah Asuhan Persalinan
Selama melaksanakan asuhan persalinan bidan selalu bekerjasama dengan ibu selama persalinan dan kelahiran. Ada 5 aspek dasar dari kualitas asuhan yang harus dilakukan oleh bidan pada saat persalinan kala satu, dua, hingga tiga dan empat, termasuk asuhan pada bayi baru lahir. Karena kelima aspek ini sangat menentukan untuk memastikan persalinan yang aman bagi ibu dan bayinya. Kelima aspek ini sering disebut sebagai 5 benang merah. Dalam asuhan kebidanan yang berkualitas, setiap aspek benang merah ini saling berkaitan satu sama lain pada :
§  Asuhan Sayang Ibu
Asuhan Sayang Ibu amat membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama dalam proses persalinan. Cara untuk memahami asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri ”SEPERTI INIKAH ASUHAN YANG SAYA INGIN DAPATKAN?” Bagian dari ini juga merupakan asuhan sayang bayi.
§  Pencegahan Infeksi
Dalam memberikan asuhan berkualitas tinggi, bidan harus melindungi terhadap infeksi tidak hanya pada pasien, namun juga pada diri sendiri dan rekan kerjanya. Cara praktis, efektif dan ekonomis melakukan pencegahan infeksi (seperti mencuci tangan, menggunakan sarung tangan dan pelindung, melakukan pemrosesan disinfeksi alat-alat dan pembuangan sampah yang aman) harus betul-betul dipatuhi oleh bidan selama penatalaksanaan asuhan kebidanan. 
§  Pengambilan Keputusan Klinik
Pengambilan keputusan klinik yang efektif adalah selama proses penatalaksanaan kebidanan. Keputusan klinik yang dibuat oleh bidan sangat menentukan kepastian persalinan yang aman. Dengan menggunakan pendekatan manajemen proses kebidanan, para bidan dapat mengumpulkan data dengan sistematis, menginterpretasikan data dan membuat keputusan sesuai dengan asuhan yang dibutuhkan pasien. Seorang bidan akan menggunakan manajemen proses kebidanan serupa ini berulang kali pada setiap pasien.
§  Pencatatan (Dokumentasi)
Karena bidan menggunakan proses penatalaksanaan kebidanan untuk membuat keputusan, maka ia harus mencatat temuan dan membuat keputusannya. Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa jika temuan tidak dilaporkan, maka seolah ia tidak melakukan apa-apa. Dokumentasi memberikan catatan permanen mengenai manajemen pasien dan dapat merupakan pertukaran informasi dengan para petugs kesehatan yang lain. Pencatatan dibutuhkan oleh undang-undang.
§  Rujukan
Rujukan pada institusi yang tepat serta tepat waktu dimana asuhan yang dibutuhkan tersedia akan menyelamatkan nyawa ibu. Walaupun kebanyakan ibu-ibu akan mengalami persalinan normal, namun sekitar 10% akan mengalami komplikasi yang membahayakan nyawanya. Sangat penting bagi bidan untuk mengenali masalah, serta menentukan jika ia cukup terampil dalam menangani masalah tersebut, lalu merujuk ibu untuk mendapatkan pertolongan dengan tepat waktu. Ketika merujuk, bidan harus selalu ingat, siapa, kapan, kemana dan bagaimana merujuk agar ibu dan bayi tetap selamat.
f.       Etika Dalam Asuhan Kebidanan
Pada umumnya bidan mampu mengambil keputusan berdasarkan apa nalurinya. Karena asuhan kebidanan merupakan asuhan yang komplek, maka para bidan sebelumnya dapat mengembangkan nalurinya selama memberikan asuhan.
Organisasi bidan telah mengembangkan ”kode etik profesi” sebagai pedoman. Salah satu contohnya adalah kode etik Bidan Internasional (International Confederation of Midwives of Ethics).
Adanya satu forum diskusi untuk membahas pertimbangan-pertimbangan etik merupakan suatu bagian yang amat penting bagi pendidikan kebidanan. Isu-isu yang perlu dipikirkan adalah : pilihan individu, otonomi, peningkatan kesejahteraan klien, tidak menimbulkan penderitaan klien, memberikan keadilan, kesetaraan, hak-hak wanita.
Kode etik praktek dan perilaku bidan harus dipakai untuk memfasilitasi alasan etis dan meningkatkan asuhan dan bukan untuk memberikan penilaian moral tentang perilakunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar